kiri ke kanan : Igor (saykoji), Jamil, Tantia
Bullying adalah sebuah fenomena yang ada di masyarakat dimana orang
yang menjadi korban kemudian merasa rendah diri, tidak percaya diri dan
bahkan menutup diri dari lingkungannya. Beberapa tahun lalu Kick Andy
pernah mengangkat salah satu kisah korban verbal bullying yang akhirnya memilih untuk bunuh diri karena terus menerus dilecehkan teman-teman sekolahnya.
Ternyata banyak sekali anak-anak lain yang juga mengalami hal serupa. Mereka kemudian mengalami depresi dan trauma sepanjang hidup mereka. Dan bahkan ada yang sampai masa depannya hancur berantakan. Namun Kick Andy kali ini ingin mengangkat kisah orang-orang yang semasa kecil menjadi korban verbal bullying tapi ketika dewasa mereka bangkit dan meraih sukses.
Masa-masa sekolah adalah masa dimana kita bertemu teman-teman baru menjalin persahabatan dan mengukir kenangan indah bersama teman-teman. Namun kenangan Tantia Dian Permata Indah atau akrab disapa Tantia semasa sekolah jauh dari gambaran tersebut. Sejak kelas 2 SD, ia sudah merasakan pahitnya menjadi bulan-bulanan teman-teman sekolahnya hanya karena tidak fasih berbahasa Indonesia saat pulang ke Indonesia. Tantia sebelumnya tinggal di Amerika Serikat mengikuti ayahnya yang sedang menempuh pendidikan disana.
Tantia pun kemudian menjadi pribadi tertutup dan memilih menyibukkan diri dengan belajar yang tekun. Namun saat dirinya lulus dengan NEM tertinggi dan berhasil masuk sekolah favorit. Bukan pujian yang diperolehnya tapi justru tatapan sinis teman-temannya. Mereka melecehkan dan menghinanya dengan perkataan dan tindakan yang membuatnya sedih. Perlakuan tidak menyenangkan ini terus dialaminya hingga di perguruan tinggi selama lebih kurang 15 tahun.
Namun menjadi korban bullying tidak membuat dirinya lantas putus asa. Tantia berhasil bangkit dan menggapai sukses. “Anda boleh menjatuhkan saya, tapi berapa kalipun kalian menjatuhkan saya, saya akan bangkit dan membuktikan bahwa i’m better than that” ujar Tantia. Kini di usianya yang masih 24 tahun, Tantia sudah memiliki gelar master dengan IPK 3,99. Ia juga sudah bekerja dan menjabat sebagai Head of Partnership di sebuah perusahaan travel ternama, Traveloka.
Terlahir dari keluarga miskin, Jamil Azzaini kerap dihina oleh teman-temannya karena kondisi ekonomi keluarganya. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Jamil memiliki cita-cita menjadi seorang insinyur pertanian. Ia pun dengan bangga mengatakannya kepada seluruh teman-temannya di kelas. Namun teman-temannya justru mencibirnya bahkan sang guru mengatakan kepada dirinya agar jangan bermimpi terlalu tinggi.
Jamil sempat merasa sedih dan putus asa. Ia bahkan tidak mau masuk sekolah karena sering dilecehkan teman-temannya. Namun nasehat sang ayah membesarkan hatinya, “yang menentukan nasibmu adalah kamu untuk itu kamu harus sekolah untuk mewujudkan mimpimu” . Dengan berbagai upaya sang ayah berusaha untuk membiayai sekolah Jamil hingga lulus SMA. Berkat kerja kerasnya, ia berhasil mendapat beasiswa dari salah satu universitas negeri di Indonesia. Kini ayah lima orang anak ini dikenal sebagai seorang pebisnis dan juga motivator sukses.
Ignatius Rosoinaya Penyami atau lebih dikenal dengan nama beken Saykoji adalah salah satu rapper Indonesia yang dikenal lewat lagu-lagunya yang berjudul “So What gitu Loh”, “jomblo” dan juga “Online” yang begitu populer di masyarakat.
Namun siapa sangka bahwa semasa sekolah, pria yang sehari-hari akrab disapa Igor ini pernah pernah menjadi korban bullying. Ia kerap diejek dan dilecehkan oleh teman-temannya karena fisiknya. Tidak hanya itu, saat SMA ia juga dianggap sebagai anak “ga gaul” hanya karena ia tidak memakai barang-barang ber-merk. Igor pun kemudian menjadi sosok yang tertutup dan lebih suka menghabiskan waktu sendiri dengan mendengarkan musik.
Melalui musik Igor menemukan dunianya. Cemoohan dan ejekan teman-temannya ia jadikan sebagai inspirasi dalam berkarya. Kini Igor tidak hanya dikenal sebagai penyanyi rap tetapi juga pemain film. Ia pun aktif dalam berbagai kegiatan sosial. “Saya bisa buktikan dan saya bisa lihat, apa yang saya capai selama ini jauh dari apa yang mereka bilang kepada saya”, ujar Igor.
* Gundari nggom siteh ertina Bully, bas si..e..Nande, Bapa, Turang Teman, Senina..lalit sitading-tading ula sirendahken temanta kekadenta..suksesen ia pagi asangken sicurakisa...ruh turahna sifat ACC sikelekna.
Sumber : KickAndy 06 July 2014,
Ternyata banyak sekali anak-anak lain yang juga mengalami hal serupa. Mereka kemudian mengalami depresi dan trauma sepanjang hidup mereka. Dan bahkan ada yang sampai masa depannya hancur berantakan. Namun Kick Andy kali ini ingin mengangkat kisah orang-orang yang semasa kecil menjadi korban verbal bullying tapi ketika dewasa mereka bangkit dan meraih sukses.
Masa-masa sekolah adalah masa dimana kita bertemu teman-teman baru menjalin persahabatan dan mengukir kenangan indah bersama teman-teman. Namun kenangan Tantia Dian Permata Indah atau akrab disapa Tantia semasa sekolah jauh dari gambaran tersebut. Sejak kelas 2 SD, ia sudah merasakan pahitnya menjadi bulan-bulanan teman-teman sekolahnya hanya karena tidak fasih berbahasa Indonesia saat pulang ke Indonesia. Tantia sebelumnya tinggal di Amerika Serikat mengikuti ayahnya yang sedang menempuh pendidikan disana.
Tantia pun kemudian menjadi pribadi tertutup dan memilih menyibukkan diri dengan belajar yang tekun. Namun saat dirinya lulus dengan NEM tertinggi dan berhasil masuk sekolah favorit. Bukan pujian yang diperolehnya tapi justru tatapan sinis teman-temannya. Mereka melecehkan dan menghinanya dengan perkataan dan tindakan yang membuatnya sedih. Perlakuan tidak menyenangkan ini terus dialaminya hingga di perguruan tinggi selama lebih kurang 15 tahun.
Namun menjadi korban bullying tidak membuat dirinya lantas putus asa. Tantia berhasil bangkit dan menggapai sukses. “Anda boleh menjatuhkan saya, tapi berapa kalipun kalian menjatuhkan saya, saya akan bangkit dan membuktikan bahwa i’m better than that” ujar Tantia. Kini di usianya yang masih 24 tahun, Tantia sudah memiliki gelar master dengan IPK 3,99. Ia juga sudah bekerja dan menjabat sebagai Head of Partnership di sebuah perusahaan travel ternama, Traveloka.
Terlahir dari keluarga miskin, Jamil Azzaini kerap dihina oleh teman-temannya karena kondisi ekonomi keluarganya. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Jamil memiliki cita-cita menjadi seorang insinyur pertanian. Ia pun dengan bangga mengatakannya kepada seluruh teman-temannya di kelas. Namun teman-temannya justru mencibirnya bahkan sang guru mengatakan kepada dirinya agar jangan bermimpi terlalu tinggi.
Jamil sempat merasa sedih dan putus asa. Ia bahkan tidak mau masuk sekolah karena sering dilecehkan teman-temannya. Namun nasehat sang ayah membesarkan hatinya, “yang menentukan nasibmu adalah kamu untuk itu kamu harus sekolah untuk mewujudkan mimpimu” . Dengan berbagai upaya sang ayah berusaha untuk membiayai sekolah Jamil hingga lulus SMA. Berkat kerja kerasnya, ia berhasil mendapat beasiswa dari salah satu universitas negeri di Indonesia. Kini ayah lima orang anak ini dikenal sebagai seorang pebisnis dan juga motivator sukses.
Ignatius Rosoinaya Penyami atau lebih dikenal dengan nama beken Saykoji adalah salah satu rapper Indonesia yang dikenal lewat lagu-lagunya yang berjudul “So What gitu Loh”, “jomblo” dan juga “Online” yang begitu populer di masyarakat.
Namun siapa sangka bahwa semasa sekolah, pria yang sehari-hari akrab disapa Igor ini pernah pernah menjadi korban bullying. Ia kerap diejek dan dilecehkan oleh teman-temannya karena fisiknya. Tidak hanya itu, saat SMA ia juga dianggap sebagai anak “ga gaul” hanya karena ia tidak memakai barang-barang ber-merk. Igor pun kemudian menjadi sosok yang tertutup dan lebih suka menghabiskan waktu sendiri dengan mendengarkan musik.
Melalui musik Igor menemukan dunianya. Cemoohan dan ejekan teman-temannya ia jadikan sebagai inspirasi dalam berkarya. Kini Igor tidak hanya dikenal sebagai penyanyi rap tetapi juga pemain film. Ia pun aktif dalam berbagai kegiatan sosial. “Saya bisa buktikan dan saya bisa lihat, apa yang saya capai selama ini jauh dari apa yang mereka bilang kepada saya”, ujar Igor.
* Gundari nggom siteh ertina Bully, bas si..e..Nande, Bapa, Turang Teman, Senina..lalit sitading-tading ula sirendahken temanta kekadenta..suksesen ia pagi asangken sicurakisa...ruh turahna sifat ACC sikelekna.
Sumber : KickAndy 06 July 2014,
No comments:
Post a Comment